Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter Ketidakharmonisan dalam Stabilitas Harga
Paper ini membahas interaksi antara kebijakan moneter dan fiskal serta identifikasi dominasi kebijakan di negara-negara ASEAN-5, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Penelitian ini dimulai dengan latar belakang mengenai pentingnya interaksi antara kebijakan moneter yang berfokus pada stabilitas harga dan kebijakan fiskal yang berfokus pada stabilitas utang dan output. Guncangan ekonomi seperti krisis keuangan global dan pandemi COVID-19 memicu diskusi mengenai bagaimana kebijakan ini saling berinteraksi, khususnya dalam merespons inflasi dan output.
Kebijakan fiskal dan moneter di ASEAN-5 tidak selalu selaras. Model teoretis seperti IS-LM digunakan untuk menjelaskan bagaimana interaksi kebijakan ini mempengaruhi tingkat harga. Penelitian ini menggunakan data dari periode 2009 hingga 2023 dan melakukan analisis menggunakan model SVAR untuk melihat hubungan kausalitas antara kedua kebijakan tersebut. Berdasarkan analisis, terdapat perbedaan antara negara-negara ASEAN dalam cara kebijakan moneter dan fiskal memengaruhi inflasi, tergantung pada situasi ekonomi masing-masing negara.
Hasil penelitian menunjukkan adanya disharmoni antara kebijakan fiskal dan moneter di ASEAN-5. Sebagai contoh, di Indonesia dan Thailand, kebijakan fiskal lebih berperan dalam mempengaruhi inflasi dibandingkan kebijakan moneter, sedangkan di Filipina kebijakan moneter lebih dominan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi perekonomian dan prioritas kebijakan di setiap negara. Analisis ini juga menunjukkan bahwa kebijakan fiskal cenderung lebih aktif selama resesi, sementara kebijakan moneter lebih pasif.
Penelitian ini juga menggunakan analisis Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) untuk memahami dampak guncangan kebijakan terhadap inflasi di ASEAN-5. Hasil menunjukkan bahwa inflasi di negara-negara tersebut merespon kebijakan moneter dengan pola yang mirip, meskipun volatilitas berbeda. Sebaliknya, respon inflasi terhadap kebijakan fiskal bervariasi antara negara-negara ASEAN, yang menunjukkan kurangnya koordinasi kebijakan fiskal antarnegara.
Kesimpulannya, penelitian ini menemukan bahwa interaksi kebijakan moneter dan fiskal di ASEAN-5 belum terkoordinasi dengan baik, dengan dominasi kebijakan yang bergantung pada fase ekonomi. Penelitian ini juga menekankan pentingnya memahami peran kebijakan fiskal dan moneter dalam menjaga stabilitas inflasi, terutama di masa-masa guncangan ekonomi.
Dokumentasi Selama Kegiatan:
Siaran Diseminasi via YouTube: